Khitbah Ditolak – Jangan Kecewa Ya Akhi…


“Maaf Akhi, bukannya saya tidak menghormati permintaan akhi. Tapi rasanya cukuplah kita menjalin ukhuwah dalam perjuangan sahaja. Saya doakan semoga akhi menemui pasangan lain yang lebih baik dari saya.”


Aduhai, bagaimana rasanya bila kalimat di atas dialami oleh para ikhwan? Bisa saja langit terasa runtuh, hati berkeping-keping. Sang pujaan hati yang kita harapkan menjadi teman setia dalam mengarungi perjalanan hidup menolak khitbah kita. Segala usaha yang pernah cuba ditambatkan akhirnya karam. Cinta suci yang didambakan sang ikhwan bertepuk sebelah tangan.


Ya lika-liku kehidupan menuju mahligai pelamin memang bermacam-macam ragam. Ada yang menjalaninya dengan smooth, amat mulus, tapi ada yang berliku penuh onak duri, bahkan ada yang pupus ditengah perjalanan kerana cintanya tak bertaut dalam mahligai pernikahan.

Ini bukan saja dialami oleh para ikhwan, kaum akhawat pun bisa mengalaminya. Bezanya, para ikhwan mengalaminya secara langsung kerana posisi mereka sebagai subjek/pelaku aktif dalam proses melamar. Sehingga getirnya kegagalan cinta – seandainya memang terasa getir- langsung terasa. Sedangkan kaum akhawat perasaanya lebih aman tersembunyi kerana mereka umumnya berposisi pasif, menunggu pinangan. Tapi apabila sang ikhwan yang didamba memilih untuk berlabuh dihati yang lain kekecewaan juga merebak dihati mereka.

Ikhwan dan akhawat rahimakumullah, siapa pun berhak kecewa apabila keinginan dan cita-citanya tidak tercapai. Perasaan kecewa adalah sebahagian dari gharizatul baqa’ (naluri mempertahankan diri) yang Allah ciptakan pada manusia. Dengannya, manusia adalah manusia, bukan longgokan daging dan tulang belulang. Ia juga bukan robot yang bergerak tanpa perasaan, tapi manusia memiliki beraneka emosi jiwa. Ia bisa bergembira tapi juga bisa kecewa.

Emosi negatif, seperti perasaan kecewa akibat tertolak, bukannya tanpa hikmah. Kesedihan akan memperhalus perasaan manusia, bahkan akan meningkatkan kepekaannya pada sesama manusia. Bila dikelola dengan baik maka akan semakin matanglah emosi yang terbentuk. Tidak meledak-ledak lalu lenyap seketika. Ia akan siap untuk kesempatan berikutnya; kecewa ataupun bergembira. Jadi mengapa tidak bersyukur apabila kita ternyata bisa merasai kekecewaan? Kerana ianya bererti kita adalah manusia seutuhnya.

Kegagalan meraih cinta juga bukan petanda bencana. Tapi akan memberikan pelajaran berharga pada manusia.

Kerananya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, sebaliknya permulaan dari segala-galanya. Meskipun kelihatan seperti pelik tapi ada benarnya; ambillah pelajaran dari sebuah kegagalan lalu buatlah penambahbaikan diri. Tentu sahaja itu dengan tetap mengimani qadha Allah Subhanahu wata'ala. Agar kegagalan mengkhitbah tidak menjadi petaka, maka ikhwan dan akhawat, persiapkanlah diri sebaik-baiknya. Ada beberapa langkah yang boleh diambil:

Mempercayai Qadha

Manusia tidak suka dengan penolakan. Ia ingin semua keinginannya dipenuhi. Padahal ditolak adalah salah satu bahagian dari kehidupan kita. Kata seorang kawan, hidup itu adakalanya tidak boleh memilih. Perkataan itu benar adanya, cubalah kita renungkan, kita lahir ke dunia ini tanpa ada pilihan; dilahirkan sebagai seorang jejaka atau gadis, berkulit coklat atau putih, berbeza suku bangsa dan sebagainya. Demikian pula rezeki dan jodoh adalah hal yang berada di luar pilihan kita. Man propose, god dispose. Kita hanya bisa menduga dan berikhtiar, tapi Allah jua yang menentukan.Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam bersabda:

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
 ]رواه البخاري ومسلم]

Dari Abi Abdirrahman Abdillah bin Mas’ud radhiallahu’anhu, beliau berkata: Kami diberitahu oleh Rasulullah dan beliau adalah orang yang juur lagi dipercayai – Baginda sallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Sesungguhnya telah disempurnakan penciptaan salah seorang dari kalian dalam perut ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk sperma, kemudian dia menjadi segumpal darah selama itu pula, kemudian menjadi segumpal daging selama itu pula, kemudian Allah mengutus kepadanya malaikat, kemudian ditiupkan roh kepadanya, lalu malaikat tersebut diperintahkan untuk menulis empat perkara; untuk menulis rezekinya, ajalnya dan amalannya dan nasibnya (setelah mati) apakah dia celaka atau bahagia. Demi Allah yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia. Sesungguhnya salah seorang dari kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli syurga, sehingga jarak antara dirinya dengan syurga hanya satu hasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli neraka, sehingga dia memasukinya. Dan salah seorang di antara kalian benar-benar beramal dengan amalan ahli neraka, hingga jarak antara dirinya dengan neraka hanya sehasta, lalu dia didahului oleh catatan takdirnya, sehingga dia beramal dengan amalan ahli syurga hingga dia memasukinya.
(HR Bukhari dan Muslim. Shahih dikeluarkan oleh Al Bukhari di dalam [Bid’ul Khalqi/3208/Fath]. Muslim di dalam [Al Qadar/2463/Abdul Baqi]).

Maka kukuhkanlah keimanan saat perkara itu terjadi pada kita. Yakinilah ketentuan Allah sedang berlangsung, dan jadilah insan yang bersangka baik kepadaNya. Tanamkan dalam diri kita ‘Allah Maha Tahu yang terbaik bagi hamba-hambaNya’ . Jangan biarkan kekecewaan merosakkan keimanan kita kepadaNya. Apatah lagi dengan terus menanamkan prasangka buruk kepadaNya. Segeralah sedar bahawa ini adalah ujian dari Allah . Samada kita menerima qadha-Nya atau mengingkarinya?

Dengan demikian, fragmen yang pahit dalam kehidupan ini Insya Allah akan memperkuatkan lagi keyakinan kita bahawa Allah sayang pada kita. Demikian sayangnya, sehingga Allah tidak rela menjodohkan kita dengan si fulanah/ si fulan yang kita sangka sebagai pelabuhan cinta kita nan abadi.

Bukan Aib Kalau Ditolak

Ditolak? Tak Mungkin! Nah, mungkin demikian fikiran sebahagian ikhwan. Malu, kesal dan kecewa menjadi satu. Tapi itulah bentuk ‘perjuangan’ menuju pernikahan. Kita tidak akan pernah tahu apakah sang pujaan menerima atau menolak kita, kecuali setelah mengajukan pinangan padanya. Apabila ditolak tidak usah malu, bukan cuma kita yang pernah ditolak, banyak ikhwan yang ‘senasib’ dan ‘sependeritaan’ dengan kita . Saatnya berjiwa besar ketika ditolak. Tidak perlu merasa terhina. Demikian pula saat ramai orang tahu hal itu. Bukankah apa yang kita lakukan adalah sesuatu yang benar? Mengapa mesti malu.

Kita Mungkin Tidak Akan Bahagia’ Jika Dengan Dia

Marah-marah kerana lamaran ditolak? Mendoakan keburukan pada akhawat/ikhwan yang tidak mencintai kita? Itu bukan sikap seorang muslim/muslimah yang baik. Tidak ada yang bisa melarang seseorang untuk jatuh cinta mahupun menolak cinta. Sebagaimana kita punya hak untuk mencintai dan melamar orang, maka ada pula hak yang diberikan agama pada orang lain untuk menolak pinangan kita. Bahkan dalam kehidupan rumah tangga pun seorang suami dan isteri diberikan hak oleh Allah Ta'ala untuk membatalkan sebuah ikatan pernikahan. Mengapa ada hak penolakan cinta yang diberikan Allah pada kita? Bahkan dalam pernikahan ada pintu keluar ‘perceraian’? Jawapannya adalah sangat mungkin manusia yang jatuh cinta atau setelah membangun rumah tangga, ternyata tidak memperolehi kebahagiaan dari pasangannya, maka tiada guna mempertahankan sebuah bahtera rumah tangga bila kebahagiaan dan ketenteraman tidak dapat diraih. Wallahu a’lam.

Talak yang dapat dirujuk adalah dua kali. Setelah itu boleh rujuk lagi dengan cara yang ma’ruf atau menceraikan dengan cara yang baik. ( Al-Baqarah[2] :229 ). Berfikir secara positiflah apabila cinta tak berbalas. Belum tentu kita memperoleh kebahagiaan bila hidup bersamanya. Apa yang kita pandang baik secara mata kasar, belum tentu berbuah kebaikan di kemudian hari. Adakalanya keinginan untuk hidup bersama orang yang kita idamkan begitu menggoda. Tapi bila ternyata cinta kita bertepuk sebelah tangan, untuk apa kita fikirkan semua itu lagi? Allah Maha Pengatur, ia pasti akan mempertemukan kita dengan orang yang memberikan kebahagiaan seperti yang kita idamkan. Bahkan mungkin lebih dari yang kita harapkan.

Be positive thinking, suatu hari kelak ketika antum telah menikah dengan orang lain bukan dengan si dia yang antum idam-idamkan - nescaya antum takjub dengan kebahagiaan yang antum rasakan. Percayalah ramai orang yang telah merasakan hal demikian.

Jangan Katakan “Saya tak mungkin bahagia tanpanya”

Ini adalah perangkap, ia akan memenjarakan kita terus menerus dalam kekecewaan. Perasaan ini juga menghambat kita untuk mendapatkan kesempatan berbahagia dengan orang lain. Mereka yang terus menerus mengingat orang yang pernah menolaknya, dan masih terbius dengan angan-angannya sebenarnya sedang menyeksa perasaan mereka sendiri dan menutup peluang untuk bahagia. Mari berfikir dengan jernih, untuk apa memikirkan orang lain yang sudah menjalani kehidupannya sendiri? Jangan biarkan orang lain membatalkan kebahagiaan kita. Diri kitalah yang bisa menciptakannya sendiri. Untuk itu tanamkan optimisme dan keyakinan terhadap qadha Allah Ta'ala. Insya Allah, akan ada orang yang membahagiakan kita kelak.

Menerima Pinangan Memerlukan Waktu

“Mahukah ukhti menjadi istri saya? Saya tunggu jawapan ukhti dalam tempoh 24 jam!” Masya Allah, menerima pinangan tidak seperti memesan murtabak telur yang boleh di tunggu waktu masaknya. Ia berperingkat, apatah lagi berbicara soal rumah tangga, pastinya banyak pertimbangan yang harus difikirkan. Ada unsur keluarga yang harus berperanan. Selain ada pilihan-pilihan lain yang mungkin boleh diambil. Jadi harap difahami bila kesempatan datangnya cinta itu memerlukan waktu. Seorang akhwat yang akan dilamar – contoh extrim seperti situasi diatas- boleh jadi tidak serta merta menjawab. Biarkanlah ia berfikir dengan jernih sampai akhirnya ia melahirkan keputusan. Jadi cara berfikir seperti di atas sebenarnya lebih sesuai dimiliki anggota pasukan komando berbanding orang yang berkhitbah.

Ideal Bagus, Tapi Realistik Adalah Sempurna

Suami yang saya dambakan adalah yang bertanggungjawab pada keluarga, giat berdakwah dan rajin beribadah, cerdas serta memahami, penyayang, peramah dan juga tampan.” Itu mungkin ciri-ciri suami  yang anda dambakan duhai Ukhti . Tapi jangan marah bila saya katakan bahawa kriteria itu adalah harga mati yang tak tertawar, maka yang ukhti perlukan bukanlah seorang ikhwan melainkan kitab-kitab pembinaan. Kenyataannya tidak ada satu pun lelaki di dunia ini yang boleh memenuhi semua keinginan kita. Ada yang ramah  tapi kurang rupawan, ada yang rajin beribadah tapi kurang ramah, ada yang giat berdakwah tetapi ego dan sebagainya. Ini bukan bererti kita tidak boleh memiliki kriteria bagi calon suami/isteri kita, lantas membuat kita mengubah prinsip menjadi “yang penting akhwat” atau “yang penting ikhwan”. Tapi realistiklah, setiap menusia mempunyai kekurangan – sekaligus kelebihan. Mereka yang menikah adalah orang-orang yang berani menerima kekurangan pasangannya, bukan orang-orang yang sempurna. Tapi berfikiran realistik terhadap orang yang akan melamar kita, atau yang akan kita lamar, adalah kesempurnaan. Maka doa kita kepada Allah bukanlah,”berikanlah padaku pasangan yang sempurna” tetapi “Ya Allah, kurniakanlah kepadaku pasangan yang baik bagi agamaku dan duniaku.”

Kekuatan Ruhiyah

Percaya diri itu harus, tapi "overself confidence" adalah satu kesalahan. Jangan terlalu percaya diri akhi bahawa lamaran antum diterima. Jangan juga terlalu yakin ukhti, bahawa sang pujaan akan datang ke rumah anti. Jodoh adalah perkara ghaib. Tanpa ada seorang pun yang tahu bila dan dengan siapa jodoh kita. Cinta dan jodoh tidak mengenal status dan identifikasi fizikal. Bukan kerana ukhti cantik maka para ikhwan menyukai ukhti. Juga bukan kerana akhi seorang hamalatud da’wah lalu setiap akhwat mendambakannya. Kita tidak boleh mengukur kebahagiaan orang lain menurut persepsi kita. Bukankah sering kita melihat seseorang yang menurut kita “luar biasa” bertemu jodoh dengan yang ‘biasa-biasa’ . Seperti seringkali kita melihat pasangan yang tampan dan cantik, popular tapi kemudian berpisah. Inilah rahsia cinta dan jodoh, tidak boleh diukur dengan ukuran-ukuran manusia.

Maka landasilah rasa percaya diri kita dengan sikap tawakal kepada Allah. Kita berserah diri kepadaNya akan keputusan yang Dia berikan. Jauhilah sikap takabur dan sombong. Kerana itu semua hanya akan membuat diri kita rendah dihadapan Allah dan orang lain. Intinya saya bermaksud mengatakan ‘jangan obses’ dengan segala title dan atribut yang melekat pada diri kita.

Yakinlah KepadaNya Cinta Akan Bersemi Di Suatu Saat

……….dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir.” ( QS. Yusuf[12]:87 )

Bersedih hati kerana gagal bersanding dengan dambaan hati wajar adanya. Tapi bukan alasan untuk menyurutkan langkah berumah tangga. Dunia ini luas, demikian pula dengan orang-orang yang mencintai kita. Kegagalan cinta bukan bererti kita tidak berhak bahagia atau tidak bisa meraih kebahagiaan. Bila hari ini Allah belum mempertemukan kita dengan orang yang kita cintai, insya Allah ia akan datang esok atau lusa, atau bila pun ia menghendaki, itu adalah sebahagian dari kekuasaanNya. Cinta juga berproses. Ia memerlukan waktu. Ia bisa datang dengan cepat tak terduga atau mungkin tidak seperti yang kita harapkan. Ada orang yang dengan cepat berumah tangga, tapi ada pula yang merasakan segalanya berjalan lambat, namun tidak pernah ada kata terlambat untuk merasakan kebahagiaan dalam pernikahan.

Rasulullah bersabda:

إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه إلا تفعلوه تكن فتنة في الأرض وفساد كبير
 
“Jika seseorang melamar kalian yang kalian redha dengan agamanya dan akhlaknya maka nikahilah ia, bila kalian tidak melakukannya maka akan ada fitnah di muka bumi dan kerosakan yang nyata” (HR. Tirmidzi)

Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam juga bersabda:

 تُنْكحُ الْمَرْأَةُ لأرْبَعٍ: لمالها ولِحَسَبها ولِجَمَالها وَلدينها: فَاظْفَرْ بذاتِ الدِّينِ تَربَتْ يَدَاكَ " مُتّفَقٌ عَلَيْهِ

"Wanita dinikahi kerana empat perkara; dinikahi kerana hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Maka pilihlah agamanya nescaya dirimu akan selamat.” (HR.Ahmad)

Bersabar Atas Musibahnya

Rasulullah sallallahu'alaihi wasallam bersabda:

عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله خير ، وليس ذاك لأحد إلا للمؤمن ؛ إن أصابته سرّاء شكر ؛ فكان خيراً له ، وإن أصابته ضرّاء صبر ؛ فكان خيراً له .

Ertinya: " Amat menakjubkan perkara seorang mu'min sungguh segala hal yang ada padanya adalah kebaikan, dan ini tidaklah dimiliki melainkan oleh seorang mukmin. Apabila ia mendapatkan kesenangan kemudian bersabar maka itulah yang terbaik baginya, dan apabila ia tertimpa dengan kesengsaraan kemudian ia bersabar maka itu yang terbaik baginya". (HR. Muslim)

3 comments:

  1. saya juga lg stress krna saya umur 42 thn msh nganggur dan jomblo. dulu thn 2003 saat msh kerja saya sering dimutasi, diremehkan orang krna otak dan tenaga saya payah shg saya mengundurkan diri, nyari kerja lg baru sebentar dipecat krna tdk becus kerja. dulu saya kalau nyari jodoh sering ditolak cewe, diremehkan cewe, dibohongi teman, dimanfaatkan teman, diancam org, dipukul orang saat nyari cewe dll.. akibatnya saya selama 15 thn tiap hari marah marah, berkata kotor, susah tidur, kdng banting barang barang, sering berdoa yg buruk buruk dll. buka usaha kecil kecilan bangkrut, jualan online tdk laku.. apa saya kena gangguan ghaib? dulu kakek dan uwa saya paranormal sakti.. saya sdh 12thn agak rajin ibadah tp nasib tdk berubah..dulu thn 2003 saat merantau ke bdg saya melamar cewe, tp lamaran saya ditolak, saya sampai skrng blm mampu melupakan dia. yg bikin saya cinta mati dg nur andir ciparay krna dia cantik, pendiam, lugu, rajin sholat, tdk matre, jarang keluyuran, dia juga jadi tulang punggung keluarga krna ortu nya petani miskin. saya mengira nur jodoh saya, krna saya kalau ada di dkt dia hidup saya semangat, hati saya damai, tp ternyata dia cewe yg paling sulit saya dapatkan. saya ngejar dia sampai 2 thn saya ditolak habis habisan. saya nekad melamar dia, saya ditolak.. saya menolak cewe 8x dan saya ditolak cewe 7x..

    ReplyDelete
  2. Terimakasih banyak tulisannya, sangat bermanfaat. Semoga Allah merahmati & memberkati Aamiin

    ReplyDelete